Provinsi Kepulauan Riau memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah Timur juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni Singapura. Disamping itu Provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan letak geografis yang strategis (antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka dengan Selat Karimata) serta didukung potensi alam yang sangat potensial, Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan Pemerintah Singapura. Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau terbagi menjadi 4 kabupaten dan 2 kota dengan Tanjung Pinang sebagai ibukota provinsi.
Kepulauan Riau memiliki berbagai macam daya alam meliputi: bidang pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan lain-lain. Pemerintah Kepulauan Riau terus mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
Dari sektor perkebunan, komoditas yang, berpotensi di provinsi kepulauan Riau adalah cengkeh, perkebunan kelapa, perkebunan karet, perkebunan lada, perkebunan sagu, dan perkebunan gambir.
Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.
Provinsi Kepulauan Riau memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah Timur juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni Singapura. Disamping itu Provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan letak geografis yang strategis (antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka dengan Selat Karimata) serta didukung potensi alam yang sangat potensial, Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia dimasa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di Kepulauan Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot project pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan Pemerintah Singapura. Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau terbagi menjadi 4 kabupaten dan 2 kota dengan Tanjung Pinang sebagai ibukota provinsi.
Kepulauan Riau memiliki berbagai macam daya alam meliputi: bidang pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan lain-lain. Pemerintah Kepulauan Riau terus mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
Dari sektor perkebunan, komoditas yang, berpotensi di provinsi kepulauan Riau adalah cengkeh, perkebunan kelapa, perkebunan karet, perkebunan lada, perkebunan sagu, dan perkebunan gambir.
Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.
Perikanan tangkap, termasuk pengembangan budidaya perikanan yang meliputi usaha pembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya sangat cocok di provinsi ini. Di Kabupaten Bintan, Karimun dan Natuna terdapat budidaya ikan yang bernilai ekonomis seperti ikan kerapu, napoleon dan kakap. Potensi budidaya ikan air tawar dapat dikembangkan di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Natuna.
Wilayah Kepulauan Riau memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena sebagian dan kabupaten memiliki potensi hasil tambang seperti bauksit dan timah, sementara di bawah laut terdapat minyak dan gas. Cadangan minyak bumi mencapai 298,81 million meter barrel oil (MMBO), sementara cadangan gas alam sebanyak 55,3 triliun square cubic feet (TSCF) terdapat di Kabupaten Natuna. Timah dengan jumlah cadangan, mencapai 11.360.500 m3 terdapat di Pulau Karimun. Bauksit dengan total cadangan 15.880,000 ton terdapat di Pulau Bintan dan Tanjong Pinang. Granit dengan total cadangan mencapai 858.384.000 m3 terdapat di Pulau Karimun dan Pulau Bintan. Sementara pasir darat dengan total cadangan mencapai 39.826.400 ton terdapat di Putau Karimun dan Pulau Bintan.
Industri manufaktur yang berskala kecil sampai sedang dan industri besar, terutama industri perkapalan, agroindustri dan perikanan. Saat ini industri yang paling banyak di Kepulauan Riau adalah industri elektronik seperti PCB, komponen komputer, peralatan audio dan video dan bagian otomotif. Industri ringan lainnya seperti industri barang-barang, garmen, mainan anak anak, peralatan rumah tangga. Industri lainnya fabrikasi baja, penguliran pipa, peralatan eksplorasi minyak, pra-fabrikasi minyak, jacket lepas pantai dan alat berat terdapat di Bintan, Batam dan Karimun.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota. Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling. Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat mesjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.
Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya kawasan industri Batamindo Industrial Park, Bintang Industrial Park, Hijrah Industrial Estate yang terletak di Batam, Kep. Riau, Bandar Udara Sel Bati Karimun, Bandar Udara Dabo Singkep, Bandar Udara Matak dan Bandara Udara Kijang (Raja Haji Fisabillah) serta memiliki Pelabuhan Sri Bintan Pura Luar Negeri, Pelabuhan Sri Payung Batu 6, Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang , Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Pelabuhan Sri Bintan Pura Dalam Negeri dan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center.
Sumber :
http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar