Selasa, 16 Februari 2010

Investor Dari Tiga Negara Minati Bintan


Investor dari tiga negara, yakni Rusia, Suriah, dan Jepang, berencana membenamkan investasi di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menyusul masuknya wilayah itu ke Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas (FTZ) Batam, Bintan, dan Karimun sejak 1 April 2009.

Rencananya, investasi bernilai triliunan rupiah itu digelontorkan untuk sektor manufaktur, pariwisata, dan permukiman.

Lewat investasi ini, akan terserap ribuan tenaga kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri di atas rata-rata nasional yang hanya 4-5 persen.

Kepala Badan Pengusahaan Kawasan FTZ Bintan Mardhiah mengatakan calon investor dari tiga negara itu sudah berkunjung ke Bintan dua minggu lalu untuk meninjau langsung potensi dan peluang investasi yang bisa dilakukan.

"Mereka menyatakan tertarik untuk investasi di sektor manufaktur, resor, atau industri pariwisata dan investasi membangun green city," katanya kepada Koran Jakarta, Jumat (22/5).

Pembangunan green city akan dilakukan pengusaha dari Jepang. Di kawasan itu, akan dibangun antara lain rumah sakti, pusat perbelanjaan, dan kawasan industri. Lokasinya terletak di daerah Berakit, yang memang diperuntukkan bagi kawasan ekonomi terpadu. Adapun pengusaha Rusia dan Suriah tertarik untuk berinvestasi di industri manufaktur dan resor atau industri pariwisata.

Menurut Mardhiah, pihaknya melakukan beberapa terobosan untuk menarik investor. Misalnya, membagi empat daerah yang akan dijadikan kawasan FTZ, yakni Bintan Timur sebagai pusat industri maritim seluas 812,6 hektare, kawasan industri Galang Batang (1.775,8 hektare), kawasan industri Bintan Utara (58.750,60 hektare), Pulau Anak Lobam (678,20 hektare), serta membangun Pelabuhan Seri Udana Lobam sebagai pelabuhan bebas FTZ Bintan.


Terkendala Listrik

Sampai Jumat (22/5), investor yang telah mengurus izin investasi di Bintan sebanyak 47 perusahaan. Sementara pengusaha yang telah menanamkan investasinya sebanyak 111 perusahaan untuk investor asing (PMA) dan delapan perusahaan untuk investor nasional (PMDN).

Kepala Badan Promosi dan Investasi Provinsi Kepulauan Riau Syed Muhammad Taufik mengatakan status FTZ bakal meningkatkan nilai investasi di Kepri. "Pada tahun lalu saja, nilai investasi yang di-hold oleh investor sekitar 10 miliar dollar AS. Ini diperkirakan bakal direalisasikan tahun ini," katanya. Pemprov Kepri menargetkan realisasi investasi senilai 15 miliar dollar AS selama lima tahun.

Meski demikian, masih terdapat beberapa kendala, antara lain soal infrastruktur listrik, jalan, dan pelabuhan. "Untuk itu, pemerintah provinsi mengundang swasta untuk investasi di sektor kelistrikan dengan membangun pembangkit listrik," tuturnya.

(gus/N-1)

Sumber :
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=8676
23 Mei 2009

Sumber Gambar:
http://regional.coremap.or.id/i/bintan/industri_1.jpg

1 komentar:

  1. Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

    BalasHapus