Kamis, 18 Februari 2010

Kepulauan Riau

Batam
Tanjung Balai Karimun
Tanjung Pinang


Kepulauan Riau merupakan salah satu propinsi di Pulau Sumatera dari pemekaran Propinsi Riau. Secara keseluruhan Kepulauan Riau meliputi 4 Kabupaten dan 2 Kota, serta 47 Kecamatan dengan 2.408 pulau besar dan kecil dan 30 persen diantaranya belum berpenghuni. Luas wilayahnya 252.601 Km2, berpenduduk 1.273.011 orang, dan 95 persen wilayahnya berupa lautan.

Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) sejak tahun 2006 secara ekonomi dan pemerintahan mandiri, tidak ada campur tangan dari Propinsi Riau yang menjadi induk sebelum terbentuk. Selama tahun 2006, perekonomian tumbuh 6,78 persen, berarti meningkat dibanding tahun 2005 yang hanya 6,57 persen.

Sementara, kondisi ekonomi tahun 2007 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonominya mencapai 12,09 persen, jauh melebihi pertumbuhan ekonomi sebelumnya yang hanya 6,78 persen. Membaiknya indikator ekonomi regional dihasilkan dari pergerakan Indeks Harga Konsumen stabil, terbukanya kesempatan kerja, penurunan tingkat kemiskinan, dan realisasi investasi asing dan domestik di wilayah Kepri.

Selain itu, optimisme investor terhadap penetapan pulau Batam, Bintan dan Karimun (BBK) sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ) ditandai dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) bulan Agustus 2007 antara 22 perusahaan penanaman modal asing (PMA) dengan kepala daerah BBK. Dari 22 PMA itu, total investasi yang mengalir ke BBK mencapai 1,9 US$ miliar atau lebih dari Rp 17,5 triliun, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 50.566 orang.

Secara sektoral, pertumbuhan besar diperkirakan terjadi pada sektor pertanian khususnya sub-sektor perikanan dan perkebunan, sektor industri pengolahan, bangunan dan jasa-jasa. Sub-sektor komunikasi, hotel dan restoran ikut meningkat dari pergerakan positif sektor dominan itu. Dari sisi permintaan, pertumbuhan diperkirakan didorong oleh realisasi investasi dan meningkatnya konsumsi swasta. Meski mengalami tekanan akibat kenaikan harga minyak dunia hingga Juli 2008, optimisme momentum FTZ dan perkembangan positif kondisi ekonomi regional diharapkan mampu menahan laju inflasi sehingga inflasi tahun 2008 diperkirakan stabil.

Melihat PDRB yang ada, sektor ekonomi yang dominan adalah sektor Industri pengolahan, Perdagangan, dan Pertanian. Hasil pertanian yang menonjol adalah subsektor perikanan laut dan budidaya yang mencapai 216.574, 25 ton dengan nilai lebih dari Rp 97,31 milyar, terdiri dari hasil budidaya ikan laut Rp 91,79 milyar, ikan air tawar Rp 4.71 milyar, dan ikan air payau 733,35 juta. Daerah potensial untuk budidaya dan tangkapan ikan laut adalah pulau Karimun, Natuna dan Batam.

Sementara ekspor Kepri tahun 2006 mencapai US$ 6.073.097.295 dengan jumlah komoditas sekitar 23.557.879 ton, meliputi Logam tidak mulia 35,55 persen, barang elektronik 33,56 persen, dan hasil industri lain mencapai sekitar 21,89 persen. Dilihat dari pelabuan bongkar muat di Kepri, Kota Batam dengan tujuh pelabuhan mampu mengekspor barang US$ 5.243.041.658 dengan volume sebesar 1.458.172.966 ton atau 86,33 persen. Kemudian Kabupaten Bintan dengan dua pelabuhan mampu mengekspor barang senilai US$ 570.786.312 dengan volume 6.138.093.357 ton atau 9,40 persen. Dari Kabupaten Bintan dan Kota Batam ini, sektor Perdagangan dan Sektor Industri menjadi daerah andalan bagi Propinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Hasil pertanian di Kepri antara lain berupa tanaman padi 375,40 ton, jagung 714,04 ton, ubi kayu 5.984,7 ton, dan sayuran terutama sawi, kacang panjang, bayam, kangkung, dan ketimun yang rata-rata mencapai lebih Dari 4.000 ton. Hasil buah-buahan terutama nanas, durian, pisang dan rambutan yang rata-rata mencapai lebih dari 5.000 ton. Semua hasil tanaman pangan itu, merata di enam kabupaten-kota di Kepri seperti Karimun, Bintan, Natuna, Lingga, Batam, dan Tanjungpinang.

Sementara hasil perkebunan yang menonjol adalah karet mencapai 24.047 ton, kelapa 5.763 ton terkonsentrasi di Natuna dan Lingga. Sedangkan populasi ternak yang menonjol adalah Sapi 7.204 ekor, Kambing 20.238 ekor, Babi 6.595 ekor, Ayam Kampung 479.736 ekor, Ayam Petelur 431.911 ekor, dan Ayam Pedaging 6.284.676 ekor. Semua itu terkonsentrasi di Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Tanjungpinang, dan Kota Batam.

Sedangkan aktivitas sektor industri pengolahan paling dominan adalah industri barang elektronik, barang logam, industri kimia, minyak, batu bara, bouksit dan industri tekstil (kain tenun). Total jumlah industri di Propinsi Kepri berjumlah 4.744 unit industri yang terpusat di Kota Batam dan Kabupaten Karimun.

Selain itu, meningkatnya aktivitas perdagangan dan pariwisata menyambut berlakunya kawasan free Trade Zone (FTZ) di Batam, Bintan dan Karimun, serta ditetapkannya Batam sebagai kota Meetings, Incentive, Convention & Exhebition (MICE) membuat daerah ini semakin marak dan berkembang. Pertumbuhan sektor jasa-jasa sebagian besar dihasilkan dari penerimaan pemerintah daerah, terkait retribusi yang meningkat secara signifikan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat 18,10 persen, dihasilkan dari sub sektor perdagangan besar. Aktivitas itu memberi kontribusi yang signifikan terhadap sektor angkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 15,32 persen.

Meningkatnya aktivitas perekonomian menjelang Free Trade Zone yang didukung stabilitas politik dan keamanan memberi peluang besar terhadap bangkitnya investasi asing dan domestik di Kepri, terutama industri properti dan galangan kapal. Pertumbuhan industri itu ikut menstimulus pertumbuhan perdagangan.

Sementara pengembangan pariwisata yang spesifik dan prospektif dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Kepulauan Riau memiliki peluang besar dalam pariwisata, baik untuk wisatawan domestik maupun manca negara, seperti dari Singapura, Malysia, Thaliand, China, Jepang, Amerika Serikat dan dari Timur Tengah. Jumlah kunjungan wisatawan manca negara yang melalui pintu Kota Batam mencapai lebih dari 1,5 juta orang setahun, termasuk wisata bahari.

Dengan melihat peta ekonomi di atas, untuk klaster daerah ini perdagangan industri dan perikanan laut harus dikembangkan lebih optimal ke depan. Selain itu, wisata bahari juga memiliki prospek baik, jika dikelola secara profensional dengan meningkatkan prasarana kebutuhan wisata, seperti hotel dan restoran hingga menarik wisatawan wisatawan manca negara. Semua itu akan dapat menambah pendapatan daerah.


Nama Daerah :     Kepulauan Riau
Ibu Kota :     Tanjung Pinang
Status :    Provinsi
Luas :     251.810 km2
Jumlah Kabupaten :    4 Kabupaten 
Jumlah Kota :    2 Kota 
Jumlah Kecamatan :    43 Kecamatan
Penduduk Laki-Laki :   636.078 jiwa
Penduduk Perempuan :   636.933 jiwa
Jumlah Penduduk :   1.273.011 jiwa


Sumber:
http://www.cps-sss.org/web/home/propinsi/prop/Kepulauan+Riau

Sumber Gambar:
http://batamcyber.files.wordpress.com/2009/05/sky-view-nagoya-batam1.jpg
http://afadillah.files.wordpress.com/2007/06/p8130011.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar