Selasa, 16 Februari 2010

Kota Tanjung Pinang


Keadaan Alam

Kota Tanjungpinang memiliki karakteristik geografis dataran rendah, kawasan rawa dan hutan bakau. Hampir tidak terdapat perbukitan sehingga upaya pengembangan kota untuk pemukiman penduduk dan lainnya menjadi sangat mudah.

Jenis tanah tergolong kurang baik untuk pertanian dan perkebunan karena merupakan tanah psedolik kuningmerah. Curah hujan rata-rata 636-3050 mm per tahun, karena merupakan bagian dari daerah iklim tropika basahyang berubah setiap setengah tahun.


Iklim di Tanjungpinang

Suhu berkisar antara rata-rata 21-30 derajat cecius dengan kelembapan rata-rata 61%-91% dan tekanan udara minimal 1000,5 MBS dan maksimal 1014,7 MBS. Memiliki dua musim yaitu musim hujan sekitar bulan akhir Oktober sampai awal Juni. Musim kemarau berlangsung antara bulan Juli sampai Agustus.


Letak Geografis dan Luas Wilayah

Secara geografis Kota Tanjungpinang terletak di Pulau Bintan dengan posisi berada pada 51° sampai dengan 59° lintang Utara dan 104,23° sampai dengan 104,34° bujur Timur dengan luas wilayah 239,50 km2. Batas-batas wilayah Kota Tanjungpinang adalah sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Kepulauan Riau dan Kota Batam
Selatan : Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Kepulauan Riau
Barat : Kecamatan Galang, Kota Batam
Timur : Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Kepulauan Riau


Kependudukan

Dari sisi kependudukan kenaikan jumlah penduduk dengan rata-rata pertambahan 3,69% menjadi 146.603 jiwa dari 137.356 jiwa pada tahun 2000. Faktor pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh migrasi yang terjadi setiap bulannya karena banyaknya orang dari daerah luar yang datang dan menetap di daerah ini. Penyebaran penduduk kota Tanjugpinang kurang begitu merata. Untuk tahun 2001 dengan jumlah penduduk 146.603 jiwa, tingkat kepadatan per km2 sekitar 612 jiwa.


Sosial Budaya

Penduduk Tanjungpinang pada abad XVIII, semakin bertambah ramai terutama etnis Cina dan India. Disebabkan adanya perjanjian antar Sultan Riau dan Belanda melalui kontrak politik tahun 1857 yang menyatakan bahwa golongan etnis Cina dan India disamakan dengan golongan Eropa. Etnis Cina kebanyakan menjadi pedagang, sedangkan etnis India selain pedagang juga merupakan kelompok yang mengembangkan agama Islam. Akulturasi yang terjadi dengan masuknya agama Budha, Hindu dan Islam telah memberi corak dan warna tersendiri pada budaya melayu serta memperkaya adat istiadat dan budaya penduduk. Pengaruh Islam sangat terasa kental pada adat istiadat penduduk.


Sumber :
http://www.visittanjungpinang.com/ina/geografis-home.php

Sumber Gambar :
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/bf/Kota_Tanjung_Pinang_Peta.gif
http://frank.itlab.us/photo_essays/small/jun_10_5344_tanjung_pinang_ferry_terminal.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar